Awal keberadaan trem di Melbourne dimulai tahun 1885 yang kemudian berkembang menjadi trem listrik pada tahun 1906. Sejak privatisasi tahun 1999, trem di Melbourne dioperasikan oleh perusahaan swasta Yarra Trams.
(catatan: data statistik dan sejarah diambil dari Wikipedia)
Masing-masing suburb mempunyai jalur tremnya sendiri-sendiri. Para penumpang hanya dapat naik dan turun di perhentian trem yang telah ditentukan dan masing-masing perhentian diberi nomor. Sehingga memudahkan penumpang untuk mengingat lokasi di mana dia harus turun. Jika dia ingin turun di perhentian No. 31, maka dia harus memencet bel atau menarik tali peringatan ketika trem mulai bergerak meninggalkan perhentian No. 30.
Untuk kemudahan para pengguna jasa, Yarra Trams saat ini menyediakan layanan tram tracker sehingga para penumpang bisa memperkirakan berapa lama mereka harus menunggu di perhentian trem. Caranya dengan menelpon dan mengikuti petunjuk mesin penjawab atau mengirim sms dengan menuliskan nomor pengenal perhentian trem (stop ID) yang tertera di setiap tiang di masing-masing perhentian trem. Dalam hitungan detik, calon penumpang dapat mengetahui tiga jadwal tram yang akan datang segera ke arah perhentian trem di mana dia berada.
Sangat memudahkan bukan? Hanya satu kelemahan trem: kecepatannya selalu stabil alias tidak bisa ngebut, walaupun arus lalu lintas sangat lengang. Tapi kalau segalanya telah sesuai jadwal, bukankah lebih menguntungkan bagi penumpang sebab tak perlu membuang waktu sia-sia. Kapan ya di Jakarta bisa teratur seperti ini?
1 comment:
lha gw sering telat gara2 trem...n selalu bilang...trem keong huehehhe..tapi kalo buat cuci mata naik trem ok banget tuh...
Post a Comment